Minggu, 17 Februari 2013

tip memilih pelumas buat mobil diesel

Oli merupakan cairan yang sangat penting untuk berada di dalam mesin, baik bensin maupun diesel. Pada mesin diesel sendiri terbagi lagi menjadi indirect injection, direct injection, serta common rail. Meski berbeda-beda, namun oli yang dipakai tetap sama.
Tidak ada perbedaan kualifikasi oli dari mesin diesel lawas dengan mesin diesel yang sudah common rail. Sebagai contoh kalau kita lihat dari manual book Toyota Dyna yang masuk golongan truk, dengan manual book Innova, oli yang dipakai sama saja.

Mesin diesel memiliki tekanan yang tinggi, temperatur dan getaran yang tinggi. Oli diesel yang baik tidak mudah lepas dari komponen yang dilumasinya karena menerima beban-beban tersebut. Sehingga komponen dapat terus terlumasi dan bekerja maksimal.

Sama seperti oli mesin bensin, pada oli mesin diesel juga penting diperhatikan mengenai SAE serta grade-nya. Untuk SAE, rata-rata juga memiliki kekentalan yang sama seperti milik mesin bensin. Seperti 10W-50, 20W-50 atau 5W-30. Setiap pabrikan mobil juga tak pernah menyantumkan hanya 1 macam SAE.

Sementara itu, grade menunjukkan kualitas dari oli itu sendiri. Untuk mesin diesel saat ini paling bagus sudah CH, namun belakang sudah mulai tersedia API Service CI-4 dan CI-4 PLUS.

Menjadi banyak pertanyaan, apakah dengan memasukkan oli encer ke ruang mesin menjadikan lebih baik? Setiap ubahan dari spesifikasi yang tertera tentu memiliki dampak masing-masing. Jika menggunakan oli yang lebih encer, dampak positifnya mesin akan lebih mudah berputar. Performa yang akan didapat pun bisa lebih mudah dicapai.

Namun dampak negatifnya, suara mesin akan lebih terdengar. Begitu juga dengan getaran yang dihasilkan mesin menjadi lebih terasa. Selain itu, karena mesin enteng berputar, rata-rata pengguna mobil akan bermain di putaran mesin tinggi. Efeknya, umur komponen jadi lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar